Fuel cell harus dapat diproduksi missal agar bisa diterima pasar.
Penerimaan ini sangat tergantung pada harga, kehandalan, umur pemakaian dan aksesibilitas (isi ulang) dan biaya bahan bakar. Artinya harga dari fuel cell harus murah. Dibandingkan dengan harga dari energi yang lain misalnya mesin diesel dan baterai, fuel cell masih relatif mahal. Agar kompetitif di pasaran, maka fuel cell harus bisa diproduksi secara massal agar hasil produksi fuel cellnya bisa murah.
Ketersediaan infrastruktur masih perlu pengembangan
Infrastruktur untuk fuel cell masih perlu pengembangan, tentu hal ini lebih mempersulit pemakaian fuell cell secara masal. Jika misalnya pengendara tidak dapat memperoleh bahan bakar dengan mudah dan terjangkau, pasar massal untuk aplikasi fuel cell ini tidak akan berkembang.
Saat ini sebagian besar dari investasi teknolgi pengembangan fuel cell datang dari produsen mobil.
Namun, jika ternyata fuel cell nantinya terbukti tidak cocok untuk mobil, maka sumber investasi baru untuk fuel cell akan dibutuhkan.
Perubahan kebijakan pemerintah bisa menggagalkan pengembangan teknologi fuel cell.
Saat ini undang-undang lingkungan yang ketat dan peraturan, seperti kebijakan masing-masing pemerintah tentang emisi yang harus rendah. Kebijakan ini yang diterapkan pada kendaraan baru telah menjadi dorongan besar untuk pengembangan teknologi fuel cell. Namun bisa jadi deregulasi terjadi pada beberapa pemerintah. Dan hal ini menggagalkan usaha pengembangan teknologi fuell cell.
Baca juga manfaat pemakaian fuel cell disini
0 comments :
Post a Comment